Mahakarya seni adalah sasaran empuk pencuri. Dan Ghent Altarpiece adalah karya seni yang paling sering dimaling. Lukisan ini sangat besar dan kompleks, terdiri dari 24 panel. Inilah kisah mahakarya Belgia dan warisan dunia tersebut,
Dalam 5 tahun terakhir ini, mereka merestorasi lukisan yang terdiri atas 24 panel kayu tersebut, ornamen penghias altar atau altarpiece yang paling sering dijarah.
Lukisan karya dua bersaudara Hubert dan Jan van Eyck ini pernah dicuri 6 kali pada masa tiga perang, disandera untuk uang tebusan, dijual di pasar gelap dan masih ada panel yang raib dicuri. Panel yang masih hilang adalah yang dicuri pada tahun 1934.
Saking indahnya ornamen itu, pada abad ke-18 pasukan Napoleon mencuri Ghent Altarpiece dari Kota Ghent, Belgia, untuk dibawa ke Paris, Prancis. Saat pecah Perang Dunia II, giliran pasukan Nazi yang mencurinya.
Lukisan ini dipesan oleh seseorang kaya raya sebagai hiasan di altar gereja di Ghent. Tak mengherankan bilamana seluruh 24 panel kayu itu dilukis antara lain dengan gambar Adam, Hawa, dan Bunda Maria.
Restorasi lukisan itu membutuhkan kesabaran ekstra. "Saya pikir kita mungkin menghabiskan lebih banyak waktu bekerja dan melihatnya daripada saat pelukis melukisnya," ujar Devolder.
Selama proyek restorasi tersebut, Bart Devolder dan tim dari Institut Warisan Budaya Belgia akan menjadi pameran tersendiri, karena mereka bekerja di depan publik, di sebuah ruangan berkaca di dalam Museum Ghent.
"Ini sangat terbuka, jendela-jendela sangat besar, dan bahkan akan ada webcam. Hal seperti ini baru pertama kali terjadi di Belgia dan, untuk saat ini adalah sedikit asing para pengunjung berdiri di balik kaca," katanya sambil tertawa.
Proses restorasi lukisan itu akan sangat melelahkan. Para ahli menggunakan bahan-bahan kimia dan pelan-pelan menghapus pernis lama yang yang saat ini membuat lukisan terlihat lebih gelap. Mereka harus hati-hati memperbaiki bagian yang paling rusak.
Apalagi, saban 10 tahun, kota universitas dan pelabuhan ini kerap menggelar festival jalanan Ghentse Feesten. Ditaksir selama ini ada sekitar 2 juta pengunjung menyaksikan pesta itu.
Toh, kendati begitu, upaya merestorasi Ghent Altarpiece ini mendapat tentangan. Maklum saja, biaya pemulihan tersebut mencapai US$ 1,2 juta atau sekitar Rp 11,5 miliar. Padahal saat ini Eropa sedang dilanda krisis.
"Saya pikir bagus orang-orang di sini bisa melihat bagaimana restorasi yang sedang dilakukan. Tapi kelihatannya terlalu banyak uang untuk dibelanjakan pada hanya satu karya seni," kata seorang pengunjung, Arti Montenen.
Namun para ahli seni yang melakukan restorasi hakulyakin Ghent Altarpiece bakal menjadi pertunjukan bagi pecinta seni. Mereka berharap lukisan yang juga bertitel Adoration of the Mystic Lamb itu mendongkrak perekonomian di Ghent karena menuai kehadiran turis.
0 komentar:
Posting Komentar